Selasa, 17 Mei 2011

Kunjungan Ke Radio Mega Swara

Rombongan Raudhatul Athfal – Kamilah mengunjungi Studio Radio Mega Swara FM di kota Bogro pada Kamis (12/4) siang, pukul 11.00 wib. Acara kunjungan sebagai karyawisata tersebut bertujuan memperkenalkan salah satu sarana komunikasi, yakni media radio bagi anak-anak. Menurut Ibu Rina Suryati selaku Kepala Sekolah menyatakan bahwa karyawisata ini bagus untuk memberikan pengalaman dan pengamatan langsung bagi anak-anak, yang tentunya lebih mengesankan.

Hal yang sangat menyenangkan bagi belasan anak-anak itu adalah ketika mereka bisa mempraktikan bersiaran di radio. Mereka juga bisa mengenal beragam peralatan siaran, seperti mixer, michrophone, headphone, transmitter dan lain-lain. Bukan hanya itu mereka juga sempat mencoba recording menyanyi di ruang produksi.

Kami atas nama sekolah mengucapkan terima kasih atas kesempatan mengunjungi Station Radio Mega Swara. Semoga bermanfaat menambah pengetahuan bagi anak-anak, khususnya anak-anak Raudhatul Athfal – Kamilah. Sampai jumpa. Berikut foto-foto lucu m

Rabu, 29 April 2009

Tingkat intelegensia anak bukan sebuah harga mati, namun bisa diupayakan


Selama ini tingkat intelegensia menjadi bagian terpenting dari perkembangan seseorang. Jika seseorang memiliki orangtua yang cerdas kelak anak mewarisinya. Sebaliknya, jika orangtua berenang di tempat dangkal kemungkinan anak tidak berkesempatan menyelam lebih dalam. Asumsi tradisional ini menganggap potesi kecerdasan inteligensia terbatas pada saat anak lahir. Kemudian lahirlah pandangan modern terhadap inteligensia berdasarkan kapasitas otak seseorang. Artinya anak akan belajar dari pengalaman jika orangtua memfasilitasi anak yang kelak berdampak besar bagi inteligensia dan potensinya.

Dikutip dari artikel Kagan online magazine berjudul Raising Smarter Children Develop Your Child’s Many Ways Of Being Smart yang ditulis oleh duo bersaudara, Dr Spencer Kagan dan Miguel Kagan, mengatakan bahwa ada transformasi pemahaman mengenai kecerdasan anak. Asumsi tradisional tentang kecerdasan adalah ketika anak lahir dianugerahi tingkat inteligensia tertentu yang kemudian dianggap sebagai harga mati. Dalam artian anak cerdas adalah pemberian tuhan namun tidak bisa diupayaakan.

Dr. Howard Gardner, seorang psikologi dari Universitas Harvard, AS, mengemukakan teorinya bahwa kecerdasan tidak terpatri di tingkat tertentu dan terbatas saat seseorang lahir. "Setiap orang mengembangkan kecerdasan dengan beragam cara yang dikenal dengan multiple intelligence," katanya. Seperti, Mozart adalah pemusik jenius, seorang komposer sekaligus symphonies yang menjadi salah satu contoh pemilik kecerdasan musikal. Sedangkan, Einstein adalah salah satu ilmuwan dunia yang memiliki kecerdasan logika dan matematika. Apakah Einstein lebih cerdas dibanding Mozart ? Jika ditilik dari teori multiple inteligensia, Einstein dan Mozart sama-sama cerdas tapi berbeda bidang. Jadi anak Anda pun berkesempatan mengembangkan kecerdasannya di berbagai bidang.

Gardner menemukan delapan kecerdasan, yaitu cerdas bahasa, cerdas logika/matematika, cerdas visual-spasial, cerdas musik, cerdas gerak, cerdas alam, cerdas sosial, dan cerdas diri. Setiap orang berpotensi memilikinya, namun perkembangannya berbeda-beda.

Mungkin saja tidak semua anak berpotensi menjadi Einstein, tapi sudah kewajiban orangtua untuk berusaha mengembangkan pola unik tiap kecerdasan anak. Teori Howard menjadi acuan setiap sekolah dan guru. Selama bertahun-tahun, pendidik mengembangkan arahan strategi agar kegiatan belajar makin menarik. Sekolah mengadopsi mulitiple Intelligence melalui laporan pendekatan akademik tes yang mencakup area kecerdasan seni, musik, edukasi fisik, hubungan sosial, pemahaman akan diri sendiri, dan menyukai alam.

Sebagai orangtua, Anda mungkin bertanya, bagaimana cara membantu anak belajar? Jawabannya banyak! Anda bisa membantu anak tumbuh lebih cerdas dengan mengeksplorasi anak dengan beragam aktivitas. Ada beberapa ide untuk mengembangkan kecerdasan balita yang bisa Anda terapkan di rumah